Musyawawah Komisariat Cabang
Kegiatan Musyawarah Komisariat Cabang Pemuda Katolik Kota Tebing Tinggi.
Pelantikan Pengurus Komisariat Cabang Tebing Tinggi
Kegiatan Pelantikan Pengurus Komisariat Cabang Kota Tebing Tinggi di Aula Polres Tebing Tinggi.
Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kota Tebing Tinggi
Pro Eclesia et Patria.
Pergantian Pengurus 2016 s/d 2019
Penyerahan Pataka Pemuda Katolik.
Kampanye dan Penyuluhan Bahaya Narkoba
Kegiatan Kampanye dan Penyuluhan Bahaya Narkoba Pelajar Katolik se Kota Tebing Tinggi di Aula CU Mandiri.
Rabu, 20 November 2013
Selasa, 19 November 2013
Visi dan Misi Pemuda Katolik
VISI KAMI
Menjadi organisasi kader yang handal bagi kaum muda Katolik dalam berkiprah untuk Gereja dan Tanah Air
MISI KAMI
Mewujudkan kader-kader muda Katolik yang berjiwa Kristiani dan memiliki semangat Kebangsaan
TRI PRASETYA PEMUDA KATOLIK
Menjadi organisasi kader yang handal bagi kaum muda Katolik dalam berkiprah untuk Gereja dan Tanah Air
MISI KAMI
Mewujudkan kader-kader muda Katolik yang berjiwa Kristiani dan memiliki semangat Kebangsaan
TRI PRASETYA PEMUDA KATOLIK
Kami, PEMUDA KATOLIK Indonesia,
Pendukung hari-hari depan
Gereja dan Negara,
berjanji : “SENANTIASA SETIA
PADA PIMPINAN GEREJA DAN NEGARA“
Kami, PEMUDA KATOLIK Indonesia,
Pendukung hari-hari depan
Gereja dan Negara,
berjanji : “TETAP BERJUANG
DEMI KEPENTINGAN GEREJA DAN NEGARA“
Kami, PEMUDA KATOLIK Indonesia,
Pendukung hari-hari depan
Gereja dan Negara,
berjanji : “SELALU MENGUTAMAKAN
PERSATUAN, KEKELUARGAAN DAN TOLERANSI“
Pendukung hari-hari depan
Gereja dan Negara,
berjanji : “SENANTIASA SETIA
PADA PIMPINAN GEREJA DAN NEGARA“
Kami, PEMUDA KATOLIK Indonesia,
Pendukung hari-hari depan
Gereja dan Negara,
berjanji : “TETAP BERJUANG
DEMI KEPENTINGAN GEREJA DAN NEGARA“
Kami, PEMUDA KATOLIK Indonesia,
Pendukung hari-hari depan
Gereja dan Negara,
berjanji : “SELALU MENGUTAMAKAN
PERSATUAN, KEKELUARGAAN DAN TOLERANSI“
Sejarah Pemuda Katolik
Tgl 15 November 1945 Lahir Angkatan Muda Katolik Republik Indonesia (AMKRI) ditengah ramainya perjuangan dan munculnya organisasi kepemudaan. 12 Desember 1949 dalam Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia (KUKSI) lahir Muda Katolik Indonesia (MKI). Seterusnya pada Juni 1960 MKI dalam kongres di Solo diubah menjadi Pemuda Katolik yang diusulkan oleh Munajat (yang pernah menjadi Delegasi RI ke Konferensi Meja Bundar). Ketika tahun 1965, saat Partai Komunis Indonesia (PKI) merajalela, Pemuda Katolik mengubah politik bersama yang lain. Semua organisasi pemuda berbaju hitam, hanya gambar di belakang yang membedakannya, salib, kepala banteng, dsb. Dalam masa itu Pemuda Katolik kesulitan dalam membendung masa PKI. Pemuda Katolik tidak mempunyai masa banyak. Saat itu orang Katolik jumlahnya belum banyak. Timbul inisiatif untuk mendidik 50 orang anggota Pemuda Katolik secara basis Marhaen yang ditempat tersebut terdapat Marhaen. Hasilnya memang mengejutkan, Pemuda PNI berkembang pesat dengan terjunnya Marhaen Katolik tadi. Namun sayang bahwa generasi muda Marhaen yang Katolik sudah tidak sehebat dan sepaham dengan generasi muda pertama dan kedua.
Pada tahun 1922 Pastor Van Lith, dialun-alun Mangkunegara pada suatu pagi menyaksikan Padvinder Pribumi (Pramuka) sedang latihan. Pada saat itu, Pastor Van Lith merenungkan (dari catatan harian beliau) sebagai berikut : Pada saat ini anak-anak pribumi tampak jinak bagi Pemerintah Hindia Belanda, akan tetapi besok bila mereka telah dewasa pasti datang saatnya mereka akan menjadi musuh Pemerintah Belanda. Dan jika hal itu terjadi, saya akan memihak bangsa Indonesia. Nasib bangsa Indonesia yang akan datang terletak pada pemuda-pemudanya. Demikian pula nasib Gereja di Indonesia ini, terletak apada pemuda-pemuda Katolik-nya.
Bulan Agustus tahun 1923, sejumlah 30 guru bekas murid-murid Kweekschool (SGB) jaman penjajahan Belanda yang usianya 22 hingga 23 tahun mendirikan perkumpulan Katolik untuk aksi politik bagi orang-orang Jawa. Saat itu jumlah orang Katolik di Jawa sekitar 1.000 orang. Bulan Februari tahun 1925 berdiri Perkumpulan Politik Katolik Jawa. Tahun 1930 organisasi-organisasi politik umat Katolik bersatu menjadi Persatuan Politik Katolik Indonesia diseluruh Indonesia (Hindia Belanda) sebelum pecah Perang Dunia II, terdapat 41 cabang. Sejak Proklamasi Kemerdekaan hingga tahun 1966 Partai Katolik hampir selalu duduk dalam kabinet. Tahun 1948 hingga 1950 berlaku Kasimo Plan, yaitu rencana produksi pertanian selama tiga tahun yang dicetuskan oleh Bapak. I.J. Kasimo yang saat itu menjadi Menteri Muda Kemakmuran. Tanggal 1 sampai 17 Desember 1949 diadakan KUKSI. Dalam KUKSI diputuskan untuk Partai Katolik, yaitu satu-satunya partai politik di Indonesia bagi umat Katolik.
Tgl 21 Februari 1957, diumumkan adanya Konsepsi Presiden, yaitu ide mengenai Demokrasi Indonesia yang berdasarkan Gotong-royong. Berdasarkan ide tersebut, dibentuk Dewan Nasional dan Kabinet Kaki Ampat (terdiri dari Masyumi, NU, PNI, dan PKI). Mengenai Konsepsi Presiden yang ditawarkan kepada partai-partai tersebut, NU, PSII, Parkindo, IPKI, PSI menyatakan pikir-pikir dulu, sedangkan Partai Katolik dan Masyumi dengan tegas menolak. Sejak saat itu, Partai Katolik dan Masyumi tidak pernah diikutsertakan dalam Pemerintahan (tidak ikut duduk dalam Kabinet/tidak ada umat Katolik yang menjadi Menteri). Tahun 1948 Ketua Umum Partai Katolik mengalami pergantian. Bapak I.J. Kasimo digantikan Bapak Frans Seda. Mulai saat ini Partai Katolik diikutsertakan dalam Pemerintahan lagi. Tgl 30 September 1965timbul pemberontakan PKI yang kedua, yang menyebabkan Orde Lama (Orla) diganti dengan Orde Baru (Orba). Bersamaan dengan itu timbul organisasi-organisasi yang bersifat pejuang politik temporer, yaitu : Front Pancasila, KAMI, KAPPI, dll.. Sejak saat itu pula umat Katolik membentuk Front Katolik Tanpa Lubang, yaitu semua umat Katolik termasuk umat Katolik yang berorientasi Nasionalisme dan masuk dalam organisasi-organisasi Marhaen (PNI, GMNI, PERWANAR, GSNI, dll) supaya bersatu melawan gerakan Komunis yang mengadakan pemberontakan. Tgl 5 sampai 8 Desember diadakan Kongres X di Yogyakarta, merupakan Kongres terakhir Partai Katolik, sebab setelah itu timbul pengelompokan sosial politik menjadi tiga, yaitu : Golongan Karya Pembangunan, Golongan Pembangunan Spiritual, dan Golongan Pembangunan Materiil. Kemudian, dengan adanya Undang-undang No.5 Tahun 1973, ketiga golongan tadi menjadi GOLKAR, PPP, dan PDI. Secara resmi, Partai Katolik berfusi dalam Partai Demokrasi Indonesia bersama dengan PNI, Parkindo, IPKI, dan MURBA. Sejak saat itu kegiatan berpolitik bagi umat Katolik secara formal terdapat di dalam dua wadah, yaitu dalam PDI dan GOLKAR. Secara tidak langsung melalui kedinasan ABRI dan diangkat ke DPR (F-ABRI).
Di kediaman Bapak I.J. Kasimo, Jl. Sutan Syahril No.33 A Jakarta, tgl 28 Agustus 1928, dilaksanakan misa dengan iringan nyanyian Gregorian untuk mengenang ibadat perjuangan mendatang (bertepatan dengan pesta Santo Agustinus) yang dipimpin oleh Mgr. Darius Nggawa (Uskup Larantuka, Flores). Acara tersebut dihadiri oleh para pengurus Yayasan Kasimo DKI Jakarta dan sebagian anggota pendiri yayasan, diantaranya Bapak Frans Seda dan Bapak Wignyasumarsono. Uskup dalam khotbahnya mengatakan : Agustinus hidup pada jaman peralihan setelah runtuhnya Kekaisaran Roma yang telah memberikan angin baik dalam perwartaan iman pada masa itu. Kiranya ada dua hal yang patut kita petik dari tulisan Agustinus, ialah optimisme dan yakin pasti ada jalan. Inilah dorongan yang memberikan kehidupan politik gereja pada masa itu, dan hasilnya seperti apa yang kita rasakan sekarang.
Pada tahun 1922 Pastor Van Lith, dialun-alun Mangkunegara pada suatu pagi menyaksikan Padvinder Pribumi (Pramuka) sedang latihan. Pada saat itu, Pastor Van Lith merenungkan (dari catatan harian beliau) sebagai berikut : Pada saat ini anak-anak pribumi tampak jinak bagi Pemerintah Hindia Belanda, akan tetapi besok bila mereka telah dewasa pasti datang saatnya mereka akan menjadi musuh Pemerintah Belanda. Dan jika hal itu terjadi, saya akan memihak bangsa Indonesia. Nasib bangsa Indonesia yang akan datang terletak pada pemuda-pemudanya. Demikian pula nasib Gereja di Indonesia ini, terletak apada pemuda-pemuda Katolik-nya.
Bulan Agustus tahun 1923, sejumlah 30 guru bekas murid-murid Kweekschool (SGB) jaman penjajahan Belanda yang usianya 22 hingga 23 tahun mendirikan perkumpulan Katolik untuk aksi politik bagi orang-orang Jawa. Saat itu jumlah orang Katolik di Jawa sekitar 1.000 orang. Bulan Februari tahun 1925 berdiri Perkumpulan Politik Katolik Jawa. Tahun 1930 organisasi-organisasi politik umat Katolik bersatu menjadi Persatuan Politik Katolik Indonesia diseluruh Indonesia (Hindia Belanda) sebelum pecah Perang Dunia II, terdapat 41 cabang. Sejak Proklamasi Kemerdekaan hingga tahun 1966 Partai Katolik hampir selalu duduk dalam kabinet. Tahun 1948 hingga 1950 berlaku Kasimo Plan, yaitu rencana produksi pertanian selama tiga tahun yang dicetuskan oleh Bapak. I.J. Kasimo yang saat itu menjadi Menteri Muda Kemakmuran. Tanggal 1 sampai 17 Desember 1949 diadakan KUKSI. Dalam KUKSI diputuskan untuk Partai Katolik, yaitu satu-satunya partai politik di Indonesia bagi umat Katolik.
Tgl 21 Februari 1957, diumumkan adanya Konsepsi Presiden, yaitu ide mengenai Demokrasi Indonesia yang berdasarkan Gotong-royong. Berdasarkan ide tersebut, dibentuk Dewan Nasional dan Kabinet Kaki Ampat (terdiri dari Masyumi, NU, PNI, dan PKI). Mengenai Konsepsi Presiden yang ditawarkan kepada partai-partai tersebut, NU, PSII, Parkindo, IPKI, PSI menyatakan pikir-pikir dulu, sedangkan Partai Katolik dan Masyumi dengan tegas menolak. Sejak saat itu, Partai Katolik dan Masyumi tidak pernah diikutsertakan dalam Pemerintahan (tidak ikut duduk dalam Kabinet/tidak ada umat Katolik yang menjadi Menteri). Tahun 1948 Ketua Umum Partai Katolik mengalami pergantian. Bapak I.J. Kasimo digantikan Bapak Frans Seda. Mulai saat ini Partai Katolik diikutsertakan dalam Pemerintahan lagi. Tgl 30 September 1965timbul pemberontakan PKI yang kedua, yang menyebabkan Orde Lama (Orla) diganti dengan Orde Baru (Orba). Bersamaan dengan itu timbul organisasi-organisasi yang bersifat pejuang politik temporer, yaitu : Front Pancasila, KAMI, KAPPI, dll.. Sejak saat itu pula umat Katolik membentuk Front Katolik Tanpa Lubang, yaitu semua umat Katolik termasuk umat Katolik yang berorientasi Nasionalisme dan masuk dalam organisasi-organisasi Marhaen (PNI, GMNI, PERWANAR, GSNI, dll) supaya bersatu melawan gerakan Komunis yang mengadakan pemberontakan. Tgl 5 sampai 8 Desember diadakan Kongres X di Yogyakarta, merupakan Kongres terakhir Partai Katolik, sebab setelah itu timbul pengelompokan sosial politik menjadi tiga, yaitu : Golongan Karya Pembangunan, Golongan Pembangunan Spiritual, dan Golongan Pembangunan Materiil. Kemudian, dengan adanya Undang-undang No.5 Tahun 1973, ketiga golongan tadi menjadi GOLKAR, PPP, dan PDI. Secara resmi, Partai Katolik berfusi dalam Partai Demokrasi Indonesia bersama dengan PNI, Parkindo, IPKI, dan MURBA. Sejak saat itu kegiatan berpolitik bagi umat Katolik secara formal terdapat di dalam dua wadah, yaitu dalam PDI dan GOLKAR. Secara tidak langsung melalui kedinasan ABRI dan diangkat ke DPR (F-ABRI).
Di kediaman Bapak I.J. Kasimo, Jl. Sutan Syahril No.33 A Jakarta, tgl 28 Agustus 1928, dilaksanakan misa dengan iringan nyanyian Gregorian untuk mengenang ibadat perjuangan mendatang (bertepatan dengan pesta Santo Agustinus) yang dipimpin oleh Mgr. Darius Nggawa (Uskup Larantuka, Flores). Acara tersebut dihadiri oleh para pengurus Yayasan Kasimo DKI Jakarta dan sebagian anggota pendiri yayasan, diantaranya Bapak Frans Seda dan Bapak Wignyasumarsono. Uskup dalam khotbahnya mengatakan : Agustinus hidup pada jaman peralihan setelah runtuhnya Kekaisaran Roma yang telah memberikan angin baik dalam perwartaan iman pada masa itu. Kiranya ada dua hal yang patut kita petik dari tulisan Agustinus, ialah optimisme dan yakin pasti ada jalan. Inilah dorongan yang memberikan kehidupan politik gereja pada masa itu, dan hasilnya seperti apa yang kita rasakan sekarang.
Jumat, 15 November 2013
Pelantikan Pengurus Pemuda Katolik Komcab Tebing Tinggi
MedanBisnis - Tebingtinggi. Pastor Josaphat Judo Pramono OSC mengingatkan Pemuda Katolik agar berbenah diri di internal sebelum membenahi ke luar. Josophat mengingatkan pemuda agar melakukan penilaian secara internal sebelum menlakukan penilaian keluar. "Mungkin kita lebih buruk dari yang kita nilai di luar," ingatnya. Hal itu disampaikan Pastor Paroki Gereja Katolik Tebingtinggi ini pada pelantikan Penguerus Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kota Tebingtinggi.
Ketua Umum Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Sumatera Utara Oloan Simbolon ST melantik Pengurus Pemuda Katolik (PK) Komisariat Cabang Kota Tebingtinggi Periode 2013-2016 di aula Polres Tebingtinggi, Jumat (15/11). Oloan berharap PK Cabang Tebingtinggi yang dilantik mampu berevolusi guna menjawab tantangan jaman.
Hadir di acara pelantikan tersebut, Pastor Paroki Gereja Katolik Tebingtinggi, Pastor Josaphat Judo Pramono OSC, Sekretaris Pemuda Katolik Komda Sumut Hotdiman Manik SP, Staf Ahli Pemerintah Kota Tebingtinggi, Ismail Budiman SH, Anggota DPRD Tebingtinggi Cornel Sihaloho, Humas Polres Tebingtingi AKP Ngemat Surbakti, Wakil Ketua GAMKI Rimpun Sihombing SP dan kader-kader pemuda Katolik.
Oloan Simbolon menyampaikan terima kasih kepada pengurus lama atas pengabdiannya sehingga PK di Tebingtinggi bisa terus berkibar, sedangkan terhadap pengurus yang baru beliau berpesan agar di dalam menjalankan organisasi selalu dilaksanakan pengkaderan.
"Harapan saya ke depan, PK Cabang Tebingtinggi mampu berevolusi guna menjawab tantangan jaman ke depan, dalam artian, evolusi pada pembinaan kader generasi muda PK dimasa yang akan datang," ujar Oloan yang juga Anggota DPRD Provinsi Sumut ini.
Disampaikan juga, sebagai kader PK ada beberapa poin penting yang harus dilanjutkan antara lain, teruskan perjuangan pengurus PK periode sebelumnya, lakukan pembinaan kader-kader, selanjutnya jadikanlah kader-kader PK menjadi insan agamais dan politis. "Kader Pemuda Katolik haruslah menyadari bahwa gereja, bangsa dan negara Indonesia harus tetap dibangun untuk mewujudkan masyarakat yang adil, sejahtera, aman dan damai sesuai cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tentu harus selaras dengan ajaran gereja," pesannya.
Pastor Josaphat dalam sambutannya meminta PK Cabang Tebingtinggi bisa menjadi lilin kecil yang bisa menerangi sekelilingnya, "Sebelum berbuat kel uar sebaiknya periksalah dulu di internal organisasi sendiri, jangan sampai kita menilai yang di luar kurang baik, tetapi kita sendiri lebih buruk dari mereka," jelas Pastor Josaphat.
Walikota Tebingtinggi diwakili staf ahli Ismail Budiman dalam sambutannya meminta PK Cabang Tebingtinggi dapat bersinergi dengan Pemko Tebingtinggi dalam membrantas penyakit masyarakat yakni jambret, judi dan narkoba. "Sekarang ini tindakan kejahatan yang mengkhawatirkan di Tebingtinggi adalah jambret, judi dan narkoba, mari sama-sama kita berantas," ajak Ismail Budiman.
Pengurus PK Cabang Tebingtinggi yang dilantik, Ketua Umum, Esbon Sihombing, Sekretaris Umum Humala Siagian SSi dan Bendahara Umum J Situmorang SPd beserta wakil ketua, wakil sekretaris, wakil bendahara dan juga ketua bidang. (ali yustono)
Ketua Umum Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Sumatera Utara Oloan Simbolon ST melantik Pengurus Pemuda Katolik (PK) Komisariat Cabang Kota Tebingtinggi Periode 2013-2016 di aula Polres Tebingtinggi, Jumat (15/11). Oloan berharap PK Cabang Tebingtinggi yang dilantik mampu berevolusi guna menjawab tantangan jaman.
Hadir di acara pelantikan tersebut, Pastor Paroki Gereja Katolik Tebingtinggi, Pastor Josaphat Judo Pramono OSC, Sekretaris Pemuda Katolik Komda Sumut Hotdiman Manik SP, Staf Ahli Pemerintah Kota Tebingtinggi, Ismail Budiman SH, Anggota DPRD Tebingtinggi Cornel Sihaloho, Humas Polres Tebingtingi AKP Ngemat Surbakti, Wakil Ketua GAMKI Rimpun Sihombing SP dan kader-kader pemuda Katolik.
Oloan Simbolon menyampaikan terima kasih kepada pengurus lama atas pengabdiannya sehingga PK di Tebingtinggi bisa terus berkibar, sedangkan terhadap pengurus yang baru beliau berpesan agar di dalam menjalankan organisasi selalu dilaksanakan pengkaderan.
"Harapan saya ke depan, PK Cabang Tebingtinggi mampu berevolusi guna menjawab tantangan jaman ke depan, dalam artian, evolusi pada pembinaan kader generasi muda PK dimasa yang akan datang," ujar Oloan yang juga Anggota DPRD Provinsi Sumut ini.
Disampaikan juga, sebagai kader PK ada beberapa poin penting yang harus dilanjutkan antara lain, teruskan perjuangan pengurus PK periode sebelumnya, lakukan pembinaan kader-kader, selanjutnya jadikanlah kader-kader PK menjadi insan agamais dan politis. "Kader Pemuda Katolik haruslah menyadari bahwa gereja, bangsa dan negara Indonesia harus tetap dibangun untuk mewujudkan masyarakat yang adil, sejahtera, aman dan damai sesuai cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tentu harus selaras dengan ajaran gereja," pesannya.
Pastor Josaphat dalam sambutannya meminta PK Cabang Tebingtinggi bisa menjadi lilin kecil yang bisa menerangi sekelilingnya, "Sebelum berbuat kel uar sebaiknya periksalah dulu di internal organisasi sendiri, jangan sampai kita menilai yang di luar kurang baik, tetapi kita sendiri lebih buruk dari mereka," jelas Pastor Josaphat.
Walikota Tebingtinggi diwakili staf ahli Ismail Budiman dalam sambutannya meminta PK Cabang Tebingtinggi dapat bersinergi dengan Pemko Tebingtinggi dalam membrantas penyakit masyarakat yakni jambret, judi dan narkoba. "Sekarang ini tindakan kejahatan yang mengkhawatirkan di Tebingtinggi adalah jambret, judi dan narkoba, mari sama-sama kita berantas," ajak Ismail Budiman.
Pengurus PK Cabang Tebingtinggi yang dilantik, Ketua Umum, Esbon Sihombing, Sekretaris Umum Humala Siagian SSi dan Bendahara Umum J Situmorang SPd beserta wakil ketua, wakil sekretaris, wakil bendahara dan juga ketua bidang. (ali yustono)
sumber : medanbisnisdaily.com
Kamis, 19 September 2013
Struktur Organisasi
SUSUNAN PERSONALIA PENGURUS PEMUDA KATOLIK
KOMISARIAT
CABANG KOTA TEBING TINGGI PERIODE 2013-2016
NO
|
NAMA
|
JABATAN
|
NO.
HP
|
ALAMAT
|
1
|
P. JOSAPHAT JUDHO P, OSC
|
PASTOR MODERATOR
|
0812 6025 5553
|
JL. PAHLAWAN 13
|
2
|
RAMLI R. LUMBAN GAOL
|
KETUA PENASEHAT AWAM
|
JL. DI PANJAITAN
|
|
3
|
RAJIMAN SITUMORANG
|
SEKRETARIS PENASEHAT AWAM
|
0813 9634 5230
|
JL. SIANTAR
|
4
|
KORNEL SIHALOHO
|
ANGGOTA PENASEHAT AWAM
|
0812 6045 6111
|
|
5
|
DRS. AGUSTINUS SAMOSIR
|
0812 6026 3333
|
||
6
|
ESBON SIHOMBING
|
KETUA
|
0812 6327 579
|
JL. JEND. SUDIRMAN
|
7
|
JONEDI LINGGA
|
WKL. KETUA
|
0852 6267 3116
|
JL. NENAS
|
8
|
JHONTO M. LUMBANGAOL
|
WKL. KETUA
|
||
9
|
ABDON MANALU
|
WKL KETUA
|
0813 7586 6933
|
|
10
|
HUMALA SIAGIAN
|
SEKRETARIS
|
0853 6134 4450
|
|
11
|
ALEXANDER HARIANJA
|
WKL. SEKRETARIS
|
0853 6147 2874
|
|
12
|
YOHANES ANUNG P.S
|
WKL. SEKRETARIS
|
0857 6111 6767
|
PERUM TEBING ASRI
|
13
|
DAPOT H. SIJABAT
|
WKL. SEKRETARIS
|
0821 6683 8668
|
|
14
|
JONNI SITUMORANG
|
BENDAHARA
|
0813 9653 8016
|
JL. KUTILANG
|
15
|
PAULUS R.D NAIBAHO
|
WKL BENDAHARA
|
0812 6264 6764
|
|
16
|
FENTY H. MANURUNG
|
WKL. BENDAHARA
|
0812 6333 9357
|
|
17
|
WANRAN P. LUMBANTORUAN
|
WKL. BENDAHARA
|
0821 6212 2400
|
|
18
|
RIVANDA GINTING
|
KOORD. BIDANG
|
0813 7505 7126
|
|
19
|
HENDI PANGARIBUAN
|
BID. KETATANEGARAAN DAN POLITIK
|
||
20
|
HULMAN SITANGGANG
|
BID. EKONOMI DAN KEUANGAN
|
0813 6136 9058
|
|
21
|
ANTON SITUMORANG
|
BID. SOSIAL DAN PERBURUHAN
|
0852 7085 5233
|
JL. DANAU TOBA
|
22
|
ASWIN KETAREN
|
BID. PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
|
0852 6009 7697
|
|
23
|
LISTEN NAIBAHO
|
BID. PEMILU, OTONOMI DAN DESENTRALISASI
|
0852 0703 6739
|
|
24
|
THAMRIN SIRAIT
|
BID. KEPEMUDAAN DAN KADERISASI
|
0813 7692 5361
|
|
25
|
SONYA S. SIMATUPANG
|
BID. PEREMPUAN
|
0812 1098 0782
|
|
26
|
BUNGA SITOHANG
|
BID. ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN
|
0813 7599 8422
|
|
27
|
JAN BERTUS HASUGIAN
|
BID. PERTANIAN DAN KELAUTAN
|
0813 7014 6026
|
|
28
|
FIRMAN MAHIDIN SINAGA
|
BID. HUKUM DAN HAM
|
0813 7015 5932
|
|
29
|
BENNI MANALU
|
BID. KEROHANIAN
|
0813 9639 0210
|